adsenseG

Monday, December 5, 2016

Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak)

Didalam mengembangkan aspek fisik sosial emosional, dan kognitif  seorang anak selain diperlukan lingkungan yang aman dan memberikan pengasuhan yang baik  maka hal lain yang perlu dipahami oleh pendidik adalah prinsip perkembangan yang mengacu pada Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak)

Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak) meliputi 3 aspek yaitu:
  1.  Kesesuaian usia , dimana pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak di 9 tahun pertama kehidupanya bersifat universak dan ada pada urutan yang dapat diprediksi. Adapun perubahan yang terjadi secara terprediksi meliputi perubahan fisik, emosional sosial dan kognitif. sehingga orang tua maupun guru dapat menyiapkan  lingkungan pembelajaran dan pengalaman yang sesuai secara terancang kesesuaian secara individual. Setiap anak merupakan makhluk yang unik ia memiliki pola dan waktu untuk berkembang yang berbeda satu sama lain, sama seperti kepribadian, gay belajar yang sangat individual.  Dalam menyiapkan proses pembelajaran harus dapat mengakomodasi keunikan dari masing-masing anak.
  2.  Kesesuaian secara sosial dan budaya,

Faktor Pendukung Perkembangan Anak

Faktor Pendukung Perkembangan Anak salah satungnya adalah ketrampilan Bermain.

Anna Freud dan Margaret Mahler mencoba untuk menggambarkan tentang pentingnya lingkungan yang aman bagi seorang anak untuk dapat melatihkan ketrampilan-ketrampilan baru dan juga eksperimen dengan alat-alat main.

Pada usia 0-8 bulan seorang bayi bermain pertama kali dengan tubuhnya sendiri kemudian pada wajah, jari-jari dari ibu atau pengasuhnya. Bayi akan memainkan wajah ibunya ketika sedang diberi ASI atau makan, menggenggam erat jari yang menempel pada telapak tanganya dan akhirnya ia akan memainkan jari-jari tangan dan kakinya sendiri. Dengan bertambahnya usia ia mulai berkenalan dengan mainan.

Pada usia 8-18 bulan seorang bayi akan sangat senang dengan kegiatan mengosongkan dan mengisi, membangun dan merubuhkan, mendorong dan menarik, dan lain-lainya. Dengan demikian maka perlu disediakan berbagai jenis mainan agar bayi tersebut bisa melakukan kegiatan yang disenangi tadi. Pada masa ini bayi mengembangkan kelekatan dengan mainan lembut yang khususatau selimut dimana mainan ini dipergunakan sebagai pengaman ketika ia menjauh dari orang tua atau pengasuhnya. Mainan ini merupakan benda yang membantu bayi secara emosional untuk mengalihkan kesenangannya untuk bermain dengan tubuhnya sendiri kearah bermain dengan mainan hingga bermain dengan orang lain.

Pada usia 18-24 bulan  kemampuanya berjalan membuatnya akan terus menerus bergerak untuk memahami dunia sekelilingnya. Iapun menyadari akan adanya orang lain disekelilingnya, sehingga ia perlu memahami akan arti menunggu giliran, mengatakan apa yang diinginkan.

Pada usia ini dikembangkan konsep diri yang positif, melalui disiplin yang benar, ajeg dan selalu konsisten. Dengan munculnya ketrampilan bermain dan berbahasa anak balita mulai bisa mengendalikan hidupnya.

Pada usia 24-36 bulan , dengan kemampuan berbicara yang lebih fasih anak balita akan menunjukan siapa dirinya dengan menggunakan bahasa. Anak usia ini terlihat lebih mandiri tapi tetap membutuhkan perhatian  dari orang dewasa untuk mengembangkan identitas konsep dirinya. Dengan demikian kelak dia akan dapat berinteraksi denga orang lain.