Pendidikan anak usia dini pelaksanaanya menggunakan prinsip-prinsip PAUD sebagai berikut:
1.Beroreientasi pada kebutuhan anak
2. Sesuai denga perkembangan anak
3. Mengembangkan Kecerdasan Anak
6. Anak sebagai Pembelajar aktif
1.Beroreientasi pada kebutuhan anak
Kegiatan pembeljaran pada anak harus senantiasa beorientasi kepada kebutuhan anak. Menurut Maslow kebutuhan anak yang sangat mendasar adalah kebutuhan fisik ( ras lapar dan haus), anak dapat belajar apabila tidak dalam keadaan lapar dan haus. Kebutuha selanjutnya adalah kebutuhan keamanan ( merasa aman , terlindungi dan bebas dari bahaya), dan kebutuhan rasa memiliki dan disayang ( berhubungan dengan orang lain merasa diterima dan dimiliki).
2. Sesuai denga perkembangan anak
Pembelajaran untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, baik usia maupun dengan kebutuhan individu anak. Perkembangan anak mempunyai pola tertentu sesua dengan garis waktu perkembangan. Setiap anak berbeda perkembanganya ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan baik lingkup maupun tingkat kesulitanya dengan kelompok usia anak.
Pembelajaran anak usia dini hendaknya tidak menjejali anak dengan hafalan tetapi mengembangkan kecedasanya. Penelitian dibidang neorescience (ilmu tentang saraf) menemukan bahwa kecerdasan banyak dipengaruhi oleh banyaknya sel saraf otak, hubungan antar sel saraf otak, dan keseimbangan kinerja otak kanan dan otak kiri. Pada saat lahir sel otak sudah terbentuk semua yang jumlahnya mencapi 100- 2000 milyar, dimana setiap sel dapat membuat hubungan dengan 20.000 sel saraf lainya , atau dengan kata lain dapat membentuk kombinasi 100 milyar x 20.000. Oleh karena itu anak usia (0-8 tahun) merupakan usia yang sangat kritis bagi pengembangan kecerdasan anak. Sayangnya banyak guru, orabf tua dan pendidik anak usia dini yang "mengunci mati" sel otak tersebut untuk menjalankan fungsi kapasitasnya yang tak terhingga (unlimited capacity to learn)(semiawan ,2004).
Oleh karena itu guru dan orang tua perlu memhami tehnik stimulasi otk yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan , sederhana ke kompleks anak, bukan sekedar menjejali anak dengan informasi hafalan.
4. Belajar melalui bermain
Bermain merupakn pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan strategi metode, materi/bahan, dan media yang menarik agar udah dikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi ( penjajakan) mnemukan , dan memanfaatkan benda-benda disekitarnya.
5. Belajar dari kongkrit ke abstrak, sederhana ke kompleks, gerakan ke verbal, dan sendiri ke sosial
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap , dimuali dari kongkrit ke abstrak, dan konsep yang sederhana ke kompleks, dari gerakan ke verbal , dan dari diri sendiri ke sosial. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang berulang-ualang.
6. Anak sebagai Pembelajar aktif
Anak melakukan sendiri pembelajarannya sehingga anak aktif, guru hanya sebagai fasilitator atau pengawas dari jauh.
7. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya di lingkunganya
Ketika anak berinteraksi dengan teman sebayanya, maka anak akan belajar, begitu juga ketika anak berinteraksi dengan orang dewasa (Guru, Orang tu).
8. Menggunakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
9. Merancang kreativitas dan inovasi
Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.
10. Mengembangkan kecakapan hidup
Pendidikan anak usia dini mengembangkan diri anak secara menyeluruh (the whole child). Berbagai kecakapan dilatihkan agar anak kelak menjadi manusia seutuhnya. Bagian dari diri anak yang dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, intelektul, moral ,sosial, emosi kreativitas dan bahasa. Tujuanya ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil , mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu hidup berbangsa , bernegara , dan bermsyarakat.
Mengembangkan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan.Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri(mandiri), disiplin , mampu bersosialisasi, dan memperoleh bakat ketrampilan dasar yang bergna untuk kelangsungan hidupnya.
11. Memanfaatkan potensi lingkungan
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik atau guru.
12. Sesuai dengan kondisi sosial budaya
Pembelajaran anak usia dini harus sesuai dengan kondisi sosial budaya. Apa yang dipelajari anak adalah persoalan nyata sesuai denga kondisi dimana anak berada. Berbagai obyek yang berada di sekitar anak , kejadian dan isu-isu yang menarik dapat diangkat sebagai tema persoalan belajar.
13. Stimulasi secara holistik
Pembeljaran anak usia dini sebaiknya secara terpadu atau Holistik. Anak tidak belajar mata pelajaran tertentu, seperti IPA, Matematika bahasa secara terpisah tetapi fenomena dan kejadian yang ada disekitarnya melalui bermain dengan air anak dapat belajar berhitung matematika, mengenal sifat-sifat air IPA , menggambar air mancur (seni), dan fungsi air unuk kehidupan (IPS)
7. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya di lingkunganya
Ketika anak berinteraksi dengan teman sebayanya, maka anak akan belajar, begitu juga ketika anak berinteraksi dengan orang dewasa (Guru, Orang tu).
8. Menggunakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
9. Merancang kreativitas dan inovasi
Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.
10. Mengembangkan kecakapan hidup
Pendidikan anak usia dini mengembangkan diri anak secara menyeluruh (the whole child). Berbagai kecakapan dilatihkan agar anak kelak menjadi manusia seutuhnya. Bagian dari diri anak yang dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, intelektul, moral ,sosial, emosi kreativitas dan bahasa. Tujuanya ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil , mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu hidup berbangsa , bernegara , dan bermsyarakat.
Mengembangkan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan.Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri(mandiri), disiplin , mampu bersosialisasi, dan memperoleh bakat ketrampilan dasar yang bergna untuk kelangsungan hidupnya.
11. Memanfaatkan potensi lingkungan
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik atau guru.
12. Sesuai dengan kondisi sosial budaya
Pembelajaran anak usia dini harus sesuai dengan kondisi sosial budaya. Apa yang dipelajari anak adalah persoalan nyata sesuai denga kondisi dimana anak berada. Berbagai obyek yang berada di sekitar anak , kejadian dan isu-isu yang menarik dapat diangkat sebagai tema persoalan belajar.
13. Stimulasi secara holistik
Pembeljaran anak usia dini sebaiknya secara terpadu atau Holistik. Anak tidak belajar mata pelajaran tertentu, seperti IPA, Matematika bahasa secara terpisah tetapi fenomena dan kejadian yang ada disekitarnya melalui bermain dengan air anak dapat belajar berhitung matematika, mengenal sifat-sifat air IPA , menggambar air mancur (seni), dan fungsi air unuk kehidupan (IPS)