adsenseG

Saturday, December 10, 2016

Tuladha Atur Pambagyaharja Pasrah Lamaran

Bismillahirahmanirrohim Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Para pinisepuh, para sesepuh ingkang pantes pinundhi, para kadang duta saraya saking calon saha badhe/ calon kadang besan minangka cundhaka ingkang pantes kinurmatan, para lenggah kakung putri ingkang sutuhu bagya mulya. Kaparenga kulo mambeng saha nggempil kamardikan panjenengan sedaya karana kula piniji panjenenganipun Bp..................sekalihan, kinenngaturaken pambagyaharja raos suka ebahing manah bingah saha lekasing sedya ing kalenggahan punika.

Pinangka purwakaning atur sumangga nun tansah kula dherekaken ngaturaken puji syukur wonten ngarsa dalem Gusti Allah ingkang Maha Agung, karana sih milasa miwah barokah ingkang rumentah dumateng panjenengan sedaya dalasan kula, saengga ing kalenggahan punika taksih saget kempal manunggal kanthi pinayungan karaharjan lebih ing sambekala.

para lenggah ingkang sinuba ing pakurmatan, madyaning pepanggihan punika Bp................sekalihan lumantar kula hangambali atur, sugeng rawuh awit karawuhanipun para pinisepuh langkung-langkung para kadang duta saraya tresna, sinarengan raos panuwun ingkang tanpa pepindahan, mugi keparenga panjenenganipun para lenggah sesuwun lelenggahan kanthi mardu mardikaning penggalih.

Para tamu miwah para lenggah ingkang winantu ing suka basuki, lekas wekasing sedya wigatosing gati, keparenga kulo aturaken ndyan panjenengan sadaya hambok bilih sampun ngawuningani gatining sedya ing kalenggahan punika . Nun inggih ing nguni panjenenganipun Bp................... sekalihan garwa sampun nggumolongaken pirembagan kalihan panjenenganipun Bp.................. sekalihan, karana ing pangajab sami-sami netepi darmaning asepuh nedya ngraketaken balung apisah daging arenggang, ingkang antawisipun Bp...................sekalihan garwa kagungan putra ingkang kekasih Bg.............//////panjenenganipun Bp................. sekalihan anggadahi siwi putri taruni kanthi sesilih Rr............. manunggaling sedya ingkang sampun jumbuh handhaupaken adat inggih awit saking samudayanipun sampun manunggal cipta rasa miwah karsanipun ing kalenggahan punika badhe kaleksanan tata upacara pasrah panampining uparti winastan lamaran saha walimahan.

Mugi-mugi lekasing wekasing sedya saget kasembadan ingkang sami ginayuh, panyuwunipun Bp..................... sekalihan mugi wontena jumuruning pamuji hastuti saking para lenggah sadaya hanggenya Bp..................... sekalihan badhe nampi pasrahipun calon kadang besan tansah manggih basuki ing salwiring seh.

Hambok bilih Bp................sekalihan sumarambah para kulawangsa anggenipun nampi karawuhan panjenengan sedaya kiranging tanggap tangguh miwah gupuh labet hang-lenggana budi dayadhiri saha mboten hanuju prana lebat kiranging seserepan kula ing reh suba sita, basa tuwinsastra, mugi di agung pangeksama panjenengan sadaya wekdhal kula aturaken kadang pranatacara.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Monday, December 5, 2016

Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak)

Didalam mengembangkan aspek fisik sosial emosional, dan kognitif  seorang anak selain diperlukan lingkungan yang aman dan memberikan pengasuhan yang baik  maka hal lain yang perlu dipahami oleh pendidik adalah prinsip perkembangan yang mengacu pada Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak)

Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak) meliputi 3 aspek yaitu:
  1.  Kesesuaian usia , dimana pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak di 9 tahun pertama kehidupanya bersifat universak dan ada pada urutan yang dapat diprediksi. Adapun perubahan yang terjadi secara terprediksi meliputi perubahan fisik, emosional sosial dan kognitif. sehingga orang tua maupun guru dapat menyiapkan  lingkungan pembelajaran dan pengalaman yang sesuai secara terancang kesesuaian secara individual. Setiap anak merupakan makhluk yang unik ia memiliki pola dan waktu untuk berkembang yang berbeda satu sama lain, sama seperti kepribadian, gay belajar yang sangat individual.  Dalam menyiapkan proses pembelajaran harus dapat mengakomodasi keunikan dari masing-masing anak.
  2.  Kesesuaian secara sosial dan budaya,

Faktor Pendukung Perkembangan Anak

Faktor Pendukung Perkembangan Anak salah satungnya adalah ketrampilan Bermain.

Anna Freud dan Margaret Mahler mencoba untuk menggambarkan tentang pentingnya lingkungan yang aman bagi seorang anak untuk dapat melatihkan ketrampilan-ketrampilan baru dan juga eksperimen dengan alat-alat main.

Pada usia 0-8 bulan seorang bayi bermain pertama kali dengan tubuhnya sendiri kemudian pada wajah, jari-jari dari ibu atau pengasuhnya. Bayi akan memainkan wajah ibunya ketika sedang diberi ASI atau makan, menggenggam erat jari yang menempel pada telapak tanganya dan akhirnya ia akan memainkan jari-jari tangan dan kakinya sendiri. Dengan bertambahnya usia ia mulai berkenalan dengan mainan.

Pada usia 8-18 bulan seorang bayi akan sangat senang dengan kegiatan mengosongkan dan mengisi, membangun dan merubuhkan, mendorong dan menarik, dan lain-lainya. Dengan demikian maka perlu disediakan berbagai jenis mainan agar bayi tersebut bisa melakukan kegiatan yang disenangi tadi. Pada masa ini bayi mengembangkan kelekatan dengan mainan lembut yang khususatau selimut dimana mainan ini dipergunakan sebagai pengaman ketika ia menjauh dari orang tua atau pengasuhnya. Mainan ini merupakan benda yang membantu bayi secara emosional untuk mengalihkan kesenangannya untuk bermain dengan tubuhnya sendiri kearah bermain dengan mainan hingga bermain dengan orang lain.

Pada usia 18-24 bulan  kemampuanya berjalan membuatnya akan terus menerus bergerak untuk memahami dunia sekelilingnya. Iapun menyadari akan adanya orang lain disekelilingnya, sehingga ia perlu memahami akan arti menunggu giliran, mengatakan apa yang diinginkan.

Pada usia ini dikembangkan konsep diri yang positif, melalui disiplin yang benar, ajeg dan selalu konsisten. Dengan munculnya ketrampilan bermain dan berbahasa anak balita mulai bisa mengendalikan hidupnya.

Pada usia 24-36 bulan , dengan kemampuan berbicara yang lebih fasih anak balita akan menunjukan siapa dirinya dengan menggunakan bahasa. Anak usia ini terlihat lebih mandiri tapi tetap membutuhkan perhatian  dari orang dewasa untuk mengembangkan identitas konsep dirinya. Dengan demikian kelak dia akan dapat berinteraksi denga orang lain.

Sunday, December 4, 2016

TAHAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Pada usia 0-6 tahun anak mengalami beberapa tahap perkebangan sosial emosional yang penting , yaitu :
  • Tahap pertama yaitu usia 0 - 1,5 tahun yang di kenal sebagai tahap PERCAYA ATAU TIDAK PERCAYA. dikatakan demikian karena pada tahap ini bayi mempunyai kebutuhan untuk mengetahui apakah dunia ini aman dan dapat diperkirakan  melalui terpenuhinya semua kebutuhanya secara tepat dan konsisten.
    rasa percaya ini akan tumbuh melalui interaksinya yang bermakna setiap hari dengan orangtua atau pengasuhnya, seperti ia dapat memperoleh makanan ketika ia lapar, ketika sedang tertekan atau sedih ada yang menolongnya, selalu ada orang di dekatnya ,dan lain-lain.
     rasa percaya harus ditumbuhkan ,karena itu salah satu kunci sukses kelak dikemudian hari. jika rasa percaya sudah ada dalam diri anak mak anak dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki harga diri yang tinggi,optimisme dan kelekatan emosional yang positif. 

  • Tahap ke dua yaitu usia 1,5 - 3 tahun, merupakan tahap  MENGUASAI DIRI MELAWAN MALU DAN RAGU . pada masa ini diharapkan kemandirian dapat muncul dalam diri anak. saat ini merupakan waktu anak untuk mengetahui batasan - batasan, namun bukan berarti penuh dengan larangan - larangan.
     setiap larangan yang diterapkan harus disertai dengan penjelasan dan alternatif penggantinya. dengn demikian anak dapat lebih mudah memahami apa arti betasan - batasan tersebut. anak menjadi mampu untuk mengukur ganjaran yang positif atau megatif yang akan diterima atas apa yang di dilakukannya.mereka mulai sadar bahwa dirinya berbeda dengan orang lain sehingga iapun mulai memiliki keinginannya sendiri.
     Tingkah laku agresif maupun tingkah laku prososial akan muncul.merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui apakah cara yang dipakai untuk mendapatkan apa yang diinginkan itu sudah benar atau salah. Dengan demikian adanya keajegan dan keinginan yang rutin  dan terarah menjadi mitlak diperlukan . anak juga mulai belajar mengenal macam - macam perasaan dan namanya (senang, sedih, kesal, marah, kecewa dan lain - lain ).
     mengaitkan situasi tertentu dengan kondisi emosi tertentu pula. kapan dapat memperlihatkan perasaan senang secara tepat ketika berhasil melakukan sesuatu atau sebaliknya mengungkapkan rasa kecewa tanpa berlebihan ketika mengalami sesuatu kegagalan. mulai belajar untuk menguasai kondisi frustasi yang dialami.

  •  Tahap ketiga yaitu usia 3 - 5 tahun, merupakan tahap BERINISIATIF MELAWAN RASA BERSALAH . pada masa ini kterampilan sosial , memahami perasaan terlihat berkembang , iapun sudah mengerti tentang membuat ide, waktu dan behasa.
    saat ini merupakan waktu untuk mencobakan kemampuan yang baru di situasi yang baru juga, biasanya pada usia ini anak sudah ada yang memasuki usia pra sekolah, sehingga ia mempunyai banyak kesempatan berinisiatif melakukan sesuatu ( mengenalwarna , huruf, angka, warna , dan lain - lain).
    sehingga sebagai tenaga pendidik makaharus mampu memberikan dukungan agar anak mau terus berinisiatif dan mencoba hal - hal baru,dukungan ini harus terus menerus dilakukan.

  • tahap ke empat yaitu usia 5 - 12 tahun ,anak pada usia tersebut masuk dalam tahap TEKUN MELAWAN HASIL YANG RENDAH .ketika dilima tahun pertama usianya dapan di lampaui dengan baik , maka ketika memasuki usia 6 tahun ia telah memiliki kelekatan yang sehat kepada orangtuanya, tidak memiliki kecemasan berlebihan, pemahaman yang baik atas kondisi emosi dan tau begaimana mengekspresikanya.
     jika anak mempunyai bekal kemampuan yang baik maka memasuki usia sekolah ini anak akan sangat bergairah dan tekun untuk mengisinya, dan memperlihatkan hasil kerja atau prestasi yang baik. aturan - aturan mulai diterapkan dan dijalankan dengan baik dan benar.

Friday, December 2, 2016

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Didalam proses tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun maka kita perlu memahami tahapan perkembangan emosional dan cara berfikir seorang anak . Untuk memahami hal itu dapat mengacu kepada beberapa teori mendasar seperti teori psikososial dari Erik Erickson, teori perkembangan kognitif  dari Jean Piaget , dan juga teori bermain dari Anna Freud

1. Perkembangan fisik

Fungsi utama dari bidang perkembangan fisik adalah terkait kemampuan anak untuk bergerak dan mengendalikanbagian tubuhnya. Proses perbaikan (refinement) perkembangan fisik terkait dengan kematangan pada otak , masuknya input dari sistem sensorik , adanya peningkatan ukuran dan jumlah urat otot , sistem saraf yang sehat dan kesempatan yang diberikan untuk berlatih . Pandangan psikolog masa kini memperlihtkan juga bahwa lingkungan yaitu pengalaman memainkan peran yang sangat penting  dalam timbulnya kemampuan motorik yang baru.

Allen  (2010:25)  menjelsakan tiga prinsip yang mengatur perkembangan motorik anak, yaitu:

  • Cephalecaudal : Perkembangan tulang dan otot berawal dari kepala ke arah jari kaki. Setiap individu akan belajar untuk mengendalikan otot untuk menopang kpala dan leher, bergerak kearah tubuh, dan kemudian segala hal yang memungkinkanya menjangkau benda.Baru setelah itu otot untuk berjalan yang mengalami perkembangan agak akhir.
  • Proximoditsl: Perkembangan tulang dan otot yang dimuali dengan meningkatnya pengendalian otot yang posisinya paling dekat dengan bagian tengah tubuh., secara bertahap bergerak ke bagian luar menuju ke bagian jauh dari titik tengah menuju ke bagian kaki dan tangan. Seoerang nak sebelum dia mampu melukis dengan kuas kecil  pada bidang yang kecil maka dia akan mencoba melukis dengan kuas yang besar  pada bidang yang besar  karena otot -otot yang lebih dulu matang adalah otot lengan atasnya.
  • Perbaikan (refinement) : Perkembangan otot dari yang umum menuju yang lebih khusus dan ini mencangkup baik motorik kasar maupun motorik halus . Pada usia dini misalnya anak baru bisa melempar bola ke arah depan pada jarak yang pendek , dengan bertanbahnya usia dan bertambahnya pengalaman anakpun dapat melempar bola yang jauh dan akurat mengenai sasaran.  
2. Perkembangan Kognitif

Aspek lain yang harus dipahami juga adalah aspek kognitif - kemampuan berfikir . Untuk memahaminya teori yang digunakan adalah teori dari Jean Piaget , tahapan-tahapanya meliputi :
  • TAHAP SENSORI MOTOR, terjadi pada rentang usia 0-24 bulan. Pada masa ini panca indra dan aktivitas motorik dipergunakan anak untuk mengenal obyek-obyek dan lingkungan yang ada.  Walaupun pada saat lahir bayi terlihat tidak berdaya dan bergantung pada orang lain, namun beberapa alat inderanya sudah dapat dipergunakan seperti indera pengelihatan , indera pendengaran dan lain-lain, iapun sudah mampu menggerakan otot-otot disekitar mulutnya untuk menghisap puting susu ibunya untuk mendapatkan ASI . Dengn stimulasi yang tepat dan memadai maka anak dpatmengenal dunianya menggunakan alat-alat indra dan gerakan-gerakan motorik.
  • TAHAP PRA- OPERASIONAL (2-7 TAHUN), pada masa inada perkembangan yang sangat jelas bila dibandingkan dengan masa sebelumnya , yaitu kemampuan menggunakan simbol terutama dalam bahasa . Sudah dapat berfikir tentang sesuatu  tanpa harus ada benda yang nyata dihadapanya , mislnya ketika memegang penggaris anak bisa menyebutnya itu pisau atau pistol, alat pemukul sapu dan lain-lain., mampu melakukan sesuatu hal yang pernah dilihatnya diwaktu lampau seperti kata-kata yang pernah diperolehnya dari acara tv yang ditontonya semalam. Anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokan sesuatu  berdasarkan satu spek dahulu seperti warna, bentuk atau ukuran saja dn kemudian terus meningkat. Pada masa ini anak belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara simultan.
  • TAHAP KONGJRIT- OPERASIONAL (7-11 TAHUN), pada saat ini anak sudah bisa melakukan tiga sampai empat perintah  sekaligus dalam satu kali instruksi. Anakpun sudah dapat mencapai kemampuan untuk berfikir  sistematik terhadap hal-hal atau obyek yang kongkrit. Mencapai kemampuan mengkonservasi. Anak mampu menyelesaikan masalah yang sifatnya kongkrit. 
3. PERKEMBANGAN BAHASA
 
 MacWinney, 1999 (Allen2010,30), mengatakan perkembangan bahasa yang normal bersifat teratur, bertahap dan bergantung pada kematangan dan kesempatan belajar.Bahasa seringkali didefinisikan sebagai sebuah sistem simbol, secara lisan, tertulis dan dengan menggunakan gerak tubuh (seperti melambaikan tangan untuk memanggil, gemetar karena ketakutan), yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu sama lain. Tahap perkembangan bahasa di tahun pertama kehidupan disebut fase PRALINGUISTIC atau Prabahasa. Disni anak benar-benar bergantung pada gerakan tubuh dan suara seperti menangis dan tertawa untuk menyampaikan perasaan dan kebutuhannya setelah itu akan beranjak ke tahap linguistic atau bahasa pada tahun kedua, dimana berbicara menjadi cara utama untuk berkomunikasi. Diatas usia 3 atau 4 tahun, anak belajar menyusun kata-kata untuk membentuk kalimat sederhana kemudian diikuti kalimat gabungan yang masuk akal karena anak telah belajar kontruksi tata bahasa yang tepat.Antara 5-7 tahun, sebagian besar anak telah terampil menyampaikan pemikiran dan gagasan mereka secara lisan. Pada usia ini pada umumnya telah menguasai 14.000 kata atau lebih, yang mungkin dapat berkembang menjadi 2 atau 3 kali lipat selama fase anak menengah, bergantung pada lingkungan bahasa anak .

Snow 2001 (Allen 2010, 31) mengatakan sebagian besar anak dapat memahami bahasa konsep dan hubungan, jauh sebelum mereka bisa menemukan kata-kata untuk mendeskripsikanya. Itu yang disebut sebagai bahasa reseptif, bahasa reseptif mendahului bahasa ekspresif (kemampuan mengucapkan kata untuk menggambarkan dan menjelasakan). Perkembangan berbicara dan berbahasa berkaitan erat dengan perkembangan umun kognitif, sosial, perseptual, dan otot sel otak nak. Perkembangan berbahasa dan aturan-aturan pemakaianya dipengaruhi oleh jenis bahasa yang anak dengar dirumah, sekolah dan masyarakat itu yang dikatakan oleh Bowerman, Levinson, Levminson, 2001 (Allen 2010.31.)
 
4. PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL


Kebutuhan-Kebutuhan dasar Yang harus Dipenuhi Agar tumbuh Kembang anak menjadi Optimal

Kebutuhan-Kebutuhan dasar Yang harus Dipenuhi Agar tumbuh Kembang anak menjadi Optimal yaitu:
 1. FISIK-BIOLOGIS
  • Nutrisi yang harus didapat sejak dalam kandungan berupa menu seimbang (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air)
  • Imunisasi (sejak lahir hingga 18 tahun) bermanfaat umtuk mencegah penyakit hingga sakit berat (Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, Campak, HIB, MMR)M
  • Kebersihan badan (cuci tangan, potong kuku, mandi teratur, membersihkan diri setelah BAK/BAB, cuci rambut) . Makanan dan peralatan hygieni dan sanitasi lingkungan, rumah, sekolah.
  • Pelayanan kegiatan pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini gangguan tumbuh kembang, melalui pemanfaatan pelayanan posyandu, puskesmas, dan dokter pribadi.
  • Aktivitas fisik: untuk merangsang hormon pertumbuhan , nafsu makan, proses pengaturan dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein, merangsang pertumbuhan otot dan tulang, merangsang perkembangan ketrampilan anak.
2.  Kasih Sayang- Emosi

Sejak dalam kandungan hingga dewasa anak harus mendapatkan kasih sayang agar emosinya berkembang, dengan cara:
  • Memberikan rasa nyaman , aman dan perlindungan.
  • Memperhatikan minat, keinginn, dan pendapatnya
  • Memberikan contoh ( bukan memaksa)
  • Membantu mendorong dan menghargai/menciptakan suasana gembira memberikan pemahaman atas kesalahan yang diperbuat anak, bukan dengan mengancam/menghukum. Mengasuh secara demokratis.
  • Memperhatikan temperamen yang dimiliki anak (apakah ank itu penurut , susah diatur atau pemalu)
3. STIMULASI/RANGSANGAN

         Stimulasi merupakan suatu proses masuknya rangsangan ke otak yang dilakukan secara sadar melalui panca indra secara khusus atau beragam dari lingkungan sekitar yang telah dibuat atau secara alami.

         Yang pertama memperoleh rangsanagan adalah otak untuk membuat  hubungan antar sel otak [sinaps].sejak dalam kandungan usia 6 bulan sudah milyaran sel otak terbentuk namun belum ada hubungan antar sel otak tersebut.apabila sel-el otak tersebut diberi rangsangan maka akan terbentuk hubungan yang bermakna,sehingga semakin sering dirangsang maka hubungan itu akan semakin kokoh dan semakin banyak variasi rangsangan yang diberikan maka hubungan yang terjadi semakin kompleks/luas dapat merangsang otak kiri dan kanan sehingga berkembang kecerdasan jamaknya.

             Adapun aspek perkembangan yang harus distimulasiadlah fisik melalui gerakan motorik kasar dan halus,kecerdasan, seni ,bahasa ,sosial emosional,nilai keagamaan dan moralserta kemandirian.

             cara yang dipergunakan untuk menstimulasi anak sangatlah beragam dan itu harus dilakukan setiap saat setiap kali berinteraksi dengan anak.stimulasi sudah dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu.

             dalam menstimulasi/merangsang perkembangan anak , pendidikan harus mengenal sifat-sifat dari otak kiri dan kanan anak didik.
    CIRI - CIRI OTAK KIRI
  • Cara berfikirnya mengerucut (konvergen)
  • berkaitan dengan angka dan berhitung
  • rasional
  • berkaitan dengan tata bahasa, kemampuan membaca dan menulis
     CIRI - CIRI DARI OTAK KANAN
  • Cara berfikirnya secara meluas (divergen)
  • imajinasi
  • kreatifitas
  • seni
  • musik 
  • bernyanyi
  • sosial emosional
  • spiritual
          Penggunaan otak kanan dan otak kiri secara berimbang dapat mengoptimalkan potensi otak seseorang.demikian juga dengan adanya perspektif kacerdasan jamak (multiple intellegences).kecerdasan jamak yang mencakup kecerdasan kinestetik, bahasa, matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, naturalis, dan eksistensi juga memberikan pengaruh yang sangat bermakna terhadap pengembangan potensi yang dimiliki seorang anak.

Thursday, December 1, 2016

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan seoarang anak

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan seoarang anak terbagi atas:
1.  Faktor dalam diri (internal):
  • Faktor generik seperti ras, suku, bangsa, warna kulit, jenis rambut merupakan faktor yang dapat dirubah atau digantikan.
  • Proses selama kehamilan nutrisi yang didapat si ibu, penyakit yang diderita, obat-obatan yang dimakan, lingkungan tempat tinggal dan lain-lain.
2. Faktor Lingkuan (Eksternal)
  • Nutrisi yang diberikan , penyakit yang diserita setelah lahir, kebersihan lingkungan sekitar, aktivitas fisik yang dilakukan, dan stimulasi yang diberikan.


Perkembangan seorang anak juga dipengaruhi olehberbagai faktor seperti:
1. Faktor dalam diri (internal)
  • Genetik , potensi kecerdasan dan bakat yang perlu mendpatkan lingkungan yang bisa mengoptimalkan potensi tersebut.
  • proses sejak kehamilan, terjaga kondisi fisik dan mental ibu hamil sehingga janin berkembang dengan baik.
2. Faktor lingkungan (eksternal)
  • Gizi yang diberikan ibu dari mulai dalam kandungan hingga besar .penyakit yang diderita selama hidup, kualitas pengasuhan dari keluarga, hubungan dengan teman dan sekolah, serta stimulasi yang didapatnya.

Hakikat Perkembangan Anak

Penggunaan tumbuh kembang dalam perkembangan seorang manusia memberikan pengertian bahwa sebenarnya ada dua peristiwa penting yang terjadi dengan sifat yang berbeda , namun saling berkaitan dan susah dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan (growth) Merupakan proses dalam hidup manusia  yang terkait dalam masalah perubahan dalam besar , jumlah, ukuran organ atau individu. Semua perubahan ini dapat dilihat melalui perubahan dari ukuran berat, panjang, dan besar lingkaran kepala. Perubahan-perubahan ini harus diperhatikan melalui proses pemantauan yang tepat. Adapun alat yang dapat digunakan untuk memantau proses pertumbuhan  antara lain adalah  Kartu Menuju Sehat yang telah beredar di puskesmas-puskesmas di seluruh Indonesia.

Sedangkan Perkembangan (development) merupakan proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh  yang bersifat yang lebih kompleks dengan pola yang teratur  dan dapat diramalkan, hal ini merupakan hasil dari proses pematangan. Peristiwa perkembangan ini biasanya berkaitan dengan masalah psikologi seperti kemampuan gerak kasar dan halus,  intelektual sosial dan emosional.

Perkembangan ini diawali dari bayi baru lahir dengan kondisi kemampuan baru bisa terlentang saja namun dengan bertambahnya  usia serta atangnya otot-otot tubuhnya  ia mulai dapat tengkurap dan terlentang sendiri  kemudia dia akan dapat duduk sendiri dan mulai  berdiri setelah cukup kuat  ia akan mulai berjalan dan bahkan berani naik sepeda.