adsenseG

Saturday, December 10, 2016

Tuladha Atur Pambagyaharja Pasrah Lamaran

Bismillahirahmanirrohim Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Para pinisepuh, para sesepuh ingkang pantes pinundhi, para kadang duta saraya saking calon saha badhe/ calon kadang besan minangka cundhaka ingkang pantes kinurmatan, para lenggah kakung putri ingkang sutuhu bagya mulya. Kaparenga kulo mambeng saha nggempil kamardikan panjenengan sedaya karana kula piniji panjenenganipun Bp..................sekalihan, kinenngaturaken pambagyaharja raos suka ebahing manah bingah saha lekasing sedya ing kalenggahan punika.

Pinangka purwakaning atur sumangga nun tansah kula dherekaken ngaturaken puji syukur wonten ngarsa dalem Gusti Allah ingkang Maha Agung, karana sih milasa miwah barokah ingkang rumentah dumateng panjenengan sedaya dalasan kula, saengga ing kalenggahan punika taksih saget kempal manunggal kanthi pinayungan karaharjan lebih ing sambekala.

para lenggah ingkang sinuba ing pakurmatan, madyaning pepanggihan punika Bp................sekalihan lumantar kula hangambali atur, sugeng rawuh awit karawuhanipun para pinisepuh langkung-langkung para kadang duta saraya tresna, sinarengan raos panuwun ingkang tanpa pepindahan, mugi keparenga panjenenganipun para lenggah sesuwun lelenggahan kanthi mardu mardikaning penggalih.

Para tamu miwah para lenggah ingkang winantu ing suka basuki, lekas wekasing sedya wigatosing gati, keparenga kulo aturaken ndyan panjenengan sadaya hambok bilih sampun ngawuningani gatining sedya ing kalenggahan punika . Nun inggih ing nguni panjenenganipun Bp................... sekalihan garwa sampun nggumolongaken pirembagan kalihan panjenenganipun Bp.................. sekalihan, karana ing pangajab sami-sami netepi darmaning asepuh nedya ngraketaken balung apisah daging arenggang, ingkang antawisipun Bp...................sekalihan garwa kagungan putra ingkang kekasih Bg.............//////panjenenganipun Bp................. sekalihan anggadahi siwi putri taruni kanthi sesilih Rr............. manunggaling sedya ingkang sampun jumbuh handhaupaken adat inggih awit saking samudayanipun sampun manunggal cipta rasa miwah karsanipun ing kalenggahan punika badhe kaleksanan tata upacara pasrah panampining uparti winastan lamaran saha walimahan.

Mugi-mugi lekasing wekasing sedya saget kasembadan ingkang sami ginayuh, panyuwunipun Bp..................... sekalihan mugi wontena jumuruning pamuji hastuti saking para lenggah sadaya hanggenya Bp..................... sekalihan badhe nampi pasrahipun calon kadang besan tansah manggih basuki ing salwiring seh.

Hambok bilih Bp................sekalihan sumarambah para kulawangsa anggenipun nampi karawuhan panjenengan sedaya kiranging tanggap tangguh miwah gupuh labet hang-lenggana budi dayadhiri saha mboten hanuju prana lebat kiranging seserepan kula ing reh suba sita, basa tuwinsastra, mugi di agung pangeksama panjenengan sadaya wekdhal kula aturaken kadang pranatacara.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Monday, December 5, 2016

Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak)

Didalam mengembangkan aspek fisik sosial emosional, dan kognitif  seorang anak selain diperlukan lingkungan yang aman dan memberikan pengasuhan yang baik  maka hal lain yang perlu dipahami oleh pendidik adalah prinsip perkembangan yang mengacu pada Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak)

Developmentally appropriate practise ( latihan yang sesuai dengan perkembangan anak) meliputi 3 aspek yaitu:
  1.  Kesesuaian usia , dimana pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada anak di 9 tahun pertama kehidupanya bersifat universak dan ada pada urutan yang dapat diprediksi. Adapun perubahan yang terjadi secara terprediksi meliputi perubahan fisik, emosional sosial dan kognitif. sehingga orang tua maupun guru dapat menyiapkan  lingkungan pembelajaran dan pengalaman yang sesuai secara terancang kesesuaian secara individual. Setiap anak merupakan makhluk yang unik ia memiliki pola dan waktu untuk berkembang yang berbeda satu sama lain, sama seperti kepribadian, gay belajar yang sangat individual.  Dalam menyiapkan proses pembelajaran harus dapat mengakomodasi keunikan dari masing-masing anak.
  2.  Kesesuaian secara sosial dan budaya,

Faktor Pendukung Perkembangan Anak

Faktor Pendukung Perkembangan Anak salah satungnya adalah ketrampilan Bermain.

Anna Freud dan Margaret Mahler mencoba untuk menggambarkan tentang pentingnya lingkungan yang aman bagi seorang anak untuk dapat melatihkan ketrampilan-ketrampilan baru dan juga eksperimen dengan alat-alat main.

Pada usia 0-8 bulan seorang bayi bermain pertama kali dengan tubuhnya sendiri kemudian pada wajah, jari-jari dari ibu atau pengasuhnya. Bayi akan memainkan wajah ibunya ketika sedang diberi ASI atau makan, menggenggam erat jari yang menempel pada telapak tanganya dan akhirnya ia akan memainkan jari-jari tangan dan kakinya sendiri. Dengan bertambahnya usia ia mulai berkenalan dengan mainan.

Pada usia 8-18 bulan seorang bayi akan sangat senang dengan kegiatan mengosongkan dan mengisi, membangun dan merubuhkan, mendorong dan menarik, dan lain-lainya. Dengan demikian maka perlu disediakan berbagai jenis mainan agar bayi tersebut bisa melakukan kegiatan yang disenangi tadi. Pada masa ini bayi mengembangkan kelekatan dengan mainan lembut yang khususatau selimut dimana mainan ini dipergunakan sebagai pengaman ketika ia menjauh dari orang tua atau pengasuhnya. Mainan ini merupakan benda yang membantu bayi secara emosional untuk mengalihkan kesenangannya untuk bermain dengan tubuhnya sendiri kearah bermain dengan mainan hingga bermain dengan orang lain.

Pada usia 18-24 bulan  kemampuanya berjalan membuatnya akan terus menerus bergerak untuk memahami dunia sekelilingnya. Iapun menyadari akan adanya orang lain disekelilingnya, sehingga ia perlu memahami akan arti menunggu giliran, mengatakan apa yang diinginkan.

Pada usia ini dikembangkan konsep diri yang positif, melalui disiplin yang benar, ajeg dan selalu konsisten. Dengan munculnya ketrampilan bermain dan berbahasa anak balita mulai bisa mengendalikan hidupnya.

Pada usia 24-36 bulan , dengan kemampuan berbicara yang lebih fasih anak balita akan menunjukan siapa dirinya dengan menggunakan bahasa. Anak usia ini terlihat lebih mandiri tapi tetap membutuhkan perhatian  dari orang dewasa untuk mengembangkan identitas konsep dirinya. Dengan demikian kelak dia akan dapat berinteraksi denga orang lain.

Sunday, December 4, 2016

TAHAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Pada usia 0-6 tahun anak mengalami beberapa tahap perkebangan sosial emosional yang penting , yaitu :
  • Tahap pertama yaitu usia 0 - 1,5 tahun yang di kenal sebagai tahap PERCAYA ATAU TIDAK PERCAYA. dikatakan demikian karena pada tahap ini bayi mempunyai kebutuhan untuk mengetahui apakah dunia ini aman dan dapat diperkirakan  melalui terpenuhinya semua kebutuhanya secara tepat dan konsisten.
    rasa percaya ini akan tumbuh melalui interaksinya yang bermakna setiap hari dengan orangtua atau pengasuhnya, seperti ia dapat memperoleh makanan ketika ia lapar, ketika sedang tertekan atau sedih ada yang menolongnya, selalu ada orang di dekatnya ,dan lain-lain.
     rasa percaya harus ditumbuhkan ,karena itu salah satu kunci sukses kelak dikemudian hari. jika rasa percaya sudah ada dalam diri anak mak anak dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki harga diri yang tinggi,optimisme dan kelekatan emosional yang positif. 

  • Tahap ke dua yaitu usia 1,5 - 3 tahun, merupakan tahap  MENGUASAI DIRI MELAWAN MALU DAN RAGU . pada masa ini diharapkan kemandirian dapat muncul dalam diri anak. saat ini merupakan waktu anak untuk mengetahui batasan - batasan, namun bukan berarti penuh dengan larangan - larangan.
     setiap larangan yang diterapkan harus disertai dengan penjelasan dan alternatif penggantinya. dengn demikian anak dapat lebih mudah memahami apa arti betasan - batasan tersebut. anak menjadi mampu untuk mengukur ganjaran yang positif atau megatif yang akan diterima atas apa yang di dilakukannya.mereka mulai sadar bahwa dirinya berbeda dengan orang lain sehingga iapun mulai memiliki keinginannya sendiri.
     Tingkah laku agresif maupun tingkah laku prososial akan muncul.merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui apakah cara yang dipakai untuk mendapatkan apa yang diinginkan itu sudah benar atau salah. Dengan demikian adanya keajegan dan keinginan yang rutin  dan terarah menjadi mitlak diperlukan . anak juga mulai belajar mengenal macam - macam perasaan dan namanya (senang, sedih, kesal, marah, kecewa dan lain - lain ).
     mengaitkan situasi tertentu dengan kondisi emosi tertentu pula. kapan dapat memperlihatkan perasaan senang secara tepat ketika berhasil melakukan sesuatu atau sebaliknya mengungkapkan rasa kecewa tanpa berlebihan ketika mengalami sesuatu kegagalan. mulai belajar untuk menguasai kondisi frustasi yang dialami.

  •  Tahap ketiga yaitu usia 3 - 5 tahun, merupakan tahap BERINISIATIF MELAWAN RASA BERSALAH . pada masa ini kterampilan sosial , memahami perasaan terlihat berkembang , iapun sudah mengerti tentang membuat ide, waktu dan behasa.
    saat ini merupakan waktu untuk mencobakan kemampuan yang baru di situasi yang baru juga, biasanya pada usia ini anak sudah ada yang memasuki usia pra sekolah, sehingga ia mempunyai banyak kesempatan berinisiatif melakukan sesuatu ( mengenalwarna , huruf, angka, warna , dan lain - lain).
    sehingga sebagai tenaga pendidik makaharus mampu memberikan dukungan agar anak mau terus berinisiatif dan mencoba hal - hal baru,dukungan ini harus terus menerus dilakukan.

  • tahap ke empat yaitu usia 5 - 12 tahun ,anak pada usia tersebut masuk dalam tahap TEKUN MELAWAN HASIL YANG RENDAH .ketika dilima tahun pertama usianya dapan di lampaui dengan baik , maka ketika memasuki usia 6 tahun ia telah memiliki kelekatan yang sehat kepada orangtuanya, tidak memiliki kecemasan berlebihan, pemahaman yang baik atas kondisi emosi dan tau begaimana mengekspresikanya.
     jika anak mempunyai bekal kemampuan yang baik maka memasuki usia sekolah ini anak akan sangat bergairah dan tekun untuk mengisinya, dan memperlihatkan hasil kerja atau prestasi yang baik. aturan - aturan mulai diterapkan dan dijalankan dengan baik dan benar.

Friday, December 2, 2016

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Didalam proses tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun maka kita perlu memahami tahapan perkembangan emosional dan cara berfikir seorang anak . Untuk memahami hal itu dapat mengacu kepada beberapa teori mendasar seperti teori psikososial dari Erik Erickson, teori perkembangan kognitif  dari Jean Piaget , dan juga teori bermain dari Anna Freud

1. Perkembangan fisik

Fungsi utama dari bidang perkembangan fisik adalah terkait kemampuan anak untuk bergerak dan mengendalikanbagian tubuhnya. Proses perbaikan (refinement) perkembangan fisik terkait dengan kematangan pada otak , masuknya input dari sistem sensorik , adanya peningkatan ukuran dan jumlah urat otot , sistem saraf yang sehat dan kesempatan yang diberikan untuk berlatih . Pandangan psikolog masa kini memperlihtkan juga bahwa lingkungan yaitu pengalaman memainkan peran yang sangat penting  dalam timbulnya kemampuan motorik yang baru.

Allen  (2010:25)  menjelsakan tiga prinsip yang mengatur perkembangan motorik anak, yaitu:

  • Cephalecaudal : Perkembangan tulang dan otot berawal dari kepala ke arah jari kaki. Setiap individu akan belajar untuk mengendalikan otot untuk menopang kpala dan leher, bergerak kearah tubuh, dan kemudian segala hal yang memungkinkanya menjangkau benda.Baru setelah itu otot untuk berjalan yang mengalami perkembangan agak akhir.
  • Proximoditsl: Perkembangan tulang dan otot yang dimuali dengan meningkatnya pengendalian otot yang posisinya paling dekat dengan bagian tengah tubuh., secara bertahap bergerak ke bagian luar menuju ke bagian jauh dari titik tengah menuju ke bagian kaki dan tangan. Seoerang nak sebelum dia mampu melukis dengan kuas kecil  pada bidang yang kecil maka dia akan mencoba melukis dengan kuas yang besar  pada bidang yang besar  karena otot -otot yang lebih dulu matang adalah otot lengan atasnya.
  • Perbaikan (refinement) : Perkembangan otot dari yang umum menuju yang lebih khusus dan ini mencangkup baik motorik kasar maupun motorik halus . Pada usia dini misalnya anak baru bisa melempar bola ke arah depan pada jarak yang pendek , dengan bertanbahnya usia dan bertambahnya pengalaman anakpun dapat melempar bola yang jauh dan akurat mengenai sasaran.  
2. Perkembangan Kognitif

Aspek lain yang harus dipahami juga adalah aspek kognitif - kemampuan berfikir . Untuk memahaminya teori yang digunakan adalah teori dari Jean Piaget , tahapan-tahapanya meliputi :
  • TAHAP SENSORI MOTOR, terjadi pada rentang usia 0-24 bulan. Pada masa ini panca indra dan aktivitas motorik dipergunakan anak untuk mengenal obyek-obyek dan lingkungan yang ada.  Walaupun pada saat lahir bayi terlihat tidak berdaya dan bergantung pada orang lain, namun beberapa alat inderanya sudah dapat dipergunakan seperti indera pengelihatan , indera pendengaran dan lain-lain, iapun sudah mampu menggerakan otot-otot disekitar mulutnya untuk menghisap puting susu ibunya untuk mendapatkan ASI . Dengn stimulasi yang tepat dan memadai maka anak dpatmengenal dunianya menggunakan alat-alat indra dan gerakan-gerakan motorik.
  • TAHAP PRA- OPERASIONAL (2-7 TAHUN), pada masa inada perkembangan yang sangat jelas bila dibandingkan dengan masa sebelumnya , yaitu kemampuan menggunakan simbol terutama dalam bahasa . Sudah dapat berfikir tentang sesuatu  tanpa harus ada benda yang nyata dihadapanya , mislnya ketika memegang penggaris anak bisa menyebutnya itu pisau atau pistol, alat pemukul sapu dan lain-lain., mampu melakukan sesuatu hal yang pernah dilihatnya diwaktu lampau seperti kata-kata yang pernah diperolehnya dari acara tv yang ditontonya semalam. Anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokan sesuatu  berdasarkan satu spek dahulu seperti warna, bentuk atau ukuran saja dn kemudian terus meningkat. Pada masa ini anak belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara simultan.
  • TAHAP KONGJRIT- OPERASIONAL (7-11 TAHUN), pada saat ini anak sudah bisa melakukan tiga sampai empat perintah  sekaligus dalam satu kali instruksi. Anakpun sudah dapat mencapai kemampuan untuk berfikir  sistematik terhadap hal-hal atau obyek yang kongkrit. Mencapai kemampuan mengkonservasi. Anak mampu menyelesaikan masalah yang sifatnya kongkrit. 
3. PERKEMBANGAN BAHASA
 
 MacWinney, 1999 (Allen2010,30), mengatakan perkembangan bahasa yang normal bersifat teratur, bertahap dan bergantung pada kematangan dan kesempatan belajar.Bahasa seringkali didefinisikan sebagai sebuah sistem simbol, secara lisan, tertulis dan dengan menggunakan gerak tubuh (seperti melambaikan tangan untuk memanggil, gemetar karena ketakutan), yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi satu sama lain. Tahap perkembangan bahasa di tahun pertama kehidupan disebut fase PRALINGUISTIC atau Prabahasa. Disni anak benar-benar bergantung pada gerakan tubuh dan suara seperti menangis dan tertawa untuk menyampaikan perasaan dan kebutuhannya setelah itu akan beranjak ke tahap linguistic atau bahasa pada tahun kedua, dimana berbicara menjadi cara utama untuk berkomunikasi. Diatas usia 3 atau 4 tahun, anak belajar menyusun kata-kata untuk membentuk kalimat sederhana kemudian diikuti kalimat gabungan yang masuk akal karena anak telah belajar kontruksi tata bahasa yang tepat.Antara 5-7 tahun, sebagian besar anak telah terampil menyampaikan pemikiran dan gagasan mereka secara lisan. Pada usia ini pada umumnya telah menguasai 14.000 kata atau lebih, yang mungkin dapat berkembang menjadi 2 atau 3 kali lipat selama fase anak menengah, bergantung pada lingkungan bahasa anak .

Snow 2001 (Allen 2010, 31) mengatakan sebagian besar anak dapat memahami bahasa konsep dan hubungan, jauh sebelum mereka bisa menemukan kata-kata untuk mendeskripsikanya. Itu yang disebut sebagai bahasa reseptif, bahasa reseptif mendahului bahasa ekspresif (kemampuan mengucapkan kata untuk menggambarkan dan menjelasakan). Perkembangan berbicara dan berbahasa berkaitan erat dengan perkembangan umun kognitif, sosial, perseptual, dan otot sel otak nak. Perkembangan berbahasa dan aturan-aturan pemakaianya dipengaruhi oleh jenis bahasa yang anak dengar dirumah, sekolah dan masyarakat itu yang dikatakan oleh Bowerman, Levinson, Levminson, 2001 (Allen 2010.31.)
 
4. PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL


Kebutuhan-Kebutuhan dasar Yang harus Dipenuhi Agar tumbuh Kembang anak menjadi Optimal

Kebutuhan-Kebutuhan dasar Yang harus Dipenuhi Agar tumbuh Kembang anak menjadi Optimal yaitu:
 1. FISIK-BIOLOGIS
  • Nutrisi yang harus didapat sejak dalam kandungan berupa menu seimbang (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air)
  • Imunisasi (sejak lahir hingga 18 tahun) bermanfaat umtuk mencegah penyakit hingga sakit berat (Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, Campak, HIB, MMR)M
  • Kebersihan badan (cuci tangan, potong kuku, mandi teratur, membersihkan diri setelah BAK/BAB, cuci rambut) . Makanan dan peralatan hygieni dan sanitasi lingkungan, rumah, sekolah.
  • Pelayanan kegiatan pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini gangguan tumbuh kembang, melalui pemanfaatan pelayanan posyandu, puskesmas, dan dokter pribadi.
  • Aktivitas fisik: untuk merangsang hormon pertumbuhan , nafsu makan, proses pengaturan dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein, merangsang pertumbuhan otot dan tulang, merangsang perkembangan ketrampilan anak.
2.  Kasih Sayang- Emosi

Sejak dalam kandungan hingga dewasa anak harus mendapatkan kasih sayang agar emosinya berkembang, dengan cara:
  • Memberikan rasa nyaman , aman dan perlindungan.
  • Memperhatikan minat, keinginn, dan pendapatnya
  • Memberikan contoh ( bukan memaksa)
  • Membantu mendorong dan menghargai/menciptakan suasana gembira memberikan pemahaman atas kesalahan yang diperbuat anak, bukan dengan mengancam/menghukum. Mengasuh secara demokratis.
  • Memperhatikan temperamen yang dimiliki anak (apakah ank itu penurut , susah diatur atau pemalu)
3. STIMULASI/RANGSANGAN

         Stimulasi merupakan suatu proses masuknya rangsangan ke otak yang dilakukan secara sadar melalui panca indra secara khusus atau beragam dari lingkungan sekitar yang telah dibuat atau secara alami.

         Yang pertama memperoleh rangsanagan adalah otak untuk membuat  hubungan antar sel otak [sinaps].sejak dalam kandungan usia 6 bulan sudah milyaran sel otak terbentuk namun belum ada hubungan antar sel otak tersebut.apabila sel-el otak tersebut diberi rangsangan maka akan terbentuk hubungan yang bermakna,sehingga semakin sering dirangsang maka hubungan itu akan semakin kokoh dan semakin banyak variasi rangsangan yang diberikan maka hubungan yang terjadi semakin kompleks/luas dapat merangsang otak kiri dan kanan sehingga berkembang kecerdasan jamaknya.

             Adapun aspek perkembangan yang harus distimulasiadlah fisik melalui gerakan motorik kasar dan halus,kecerdasan, seni ,bahasa ,sosial emosional,nilai keagamaan dan moralserta kemandirian.

             cara yang dipergunakan untuk menstimulasi anak sangatlah beragam dan itu harus dilakukan setiap saat setiap kali berinteraksi dengan anak.stimulasi sudah dapat dilakukan sejak janin berusia 23 minggu.

             dalam menstimulasi/merangsang perkembangan anak , pendidikan harus mengenal sifat-sifat dari otak kiri dan kanan anak didik.
    CIRI - CIRI OTAK KIRI
  • Cara berfikirnya mengerucut (konvergen)
  • berkaitan dengan angka dan berhitung
  • rasional
  • berkaitan dengan tata bahasa, kemampuan membaca dan menulis
     CIRI - CIRI DARI OTAK KANAN
  • Cara berfikirnya secara meluas (divergen)
  • imajinasi
  • kreatifitas
  • seni
  • musik 
  • bernyanyi
  • sosial emosional
  • spiritual
          Penggunaan otak kanan dan otak kiri secara berimbang dapat mengoptimalkan potensi otak seseorang.demikian juga dengan adanya perspektif kacerdasan jamak (multiple intellegences).kecerdasan jamak yang mencakup kecerdasan kinestetik, bahasa, matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, naturalis, dan eksistensi juga memberikan pengaruh yang sangat bermakna terhadap pengembangan potensi yang dimiliki seorang anak.

Thursday, December 1, 2016

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan seoarang anak

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan seoarang anak terbagi atas:
1.  Faktor dalam diri (internal):
  • Faktor generik seperti ras, suku, bangsa, warna kulit, jenis rambut merupakan faktor yang dapat dirubah atau digantikan.
  • Proses selama kehamilan nutrisi yang didapat si ibu, penyakit yang diderita, obat-obatan yang dimakan, lingkungan tempat tinggal dan lain-lain.
2. Faktor Lingkuan (Eksternal)
  • Nutrisi yang diberikan , penyakit yang diserita setelah lahir, kebersihan lingkungan sekitar, aktivitas fisik yang dilakukan, dan stimulasi yang diberikan.


Perkembangan seorang anak juga dipengaruhi olehberbagai faktor seperti:
1. Faktor dalam diri (internal)
  • Genetik , potensi kecerdasan dan bakat yang perlu mendpatkan lingkungan yang bisa mengoptimalkan potensi tersebut.
  • proses sejak kehamilan, terjaga kondisi fisik dan mental ibu hamil sehingga janin berkembang dengan baik.
2. Faktor lingkungan (eksternal)
  • Gizi yang diberikan ibu dari mulai dalam kandungan hingga besar .penyakit yang diderita selama hidup, kualitas pengasuhan dari keluarga, hubungan dengan teman dan sekolah, serta stimulasi yang didapatnya.

Hakikat Perkembangan Anak

Penggunaan tumbuh kembang dalam perkembangan seorang manusia memberikan pengertian bahwa sebenarnya ada dua peristiwa penting yang terjadi dengan sifat yang berbeda , namun saling berkaitan dan susah dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan (growth) Merupakan proses dalam hidup manusia  yang terkait dalam masalah perubahan dalam besar , jumlah, ukuran organ atau individu. Semua perubahan ini dapat dilihat melalui perubahan dari ukuran berat, panjang, dan besar lingkaran kepala. Perubahan-perubahan ini harus diperhatikan melalui proses pemantauan yang tepat. Adapun alat yang dapat digunakan untuk memantau proses pertumbuhan  antara lain adalah  Kartu Menuju Sehat yang telah beredar di puskesmas-puskesmas di seluruh Indonesia.

Sedangkan Perkembangan (development) merupakan proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh  yang bersifat yang lebih kompleks dengan pola yang teratur  dan dapat diramalkan, hal ini merupakan hasil dari proses pematangan. Peristiwa perkembangan ini biasanya berkaitan dengan masalah psikologi seperti kemampuan gerak kasar dan halus,  intelektual sosial dan emosional.

Perkembangan ini diawali dari bayi baru lahir dengan kondisi kemampuan baru bisa terlentang saja namun dengan bertambahnya  usia serta atangnya otot-otot tubuhnya  ia mulai dapat tengkurap dan terlentang sendiri  kemudia dia akan dapat duduk sendiri dan mulai  berdiri setelah cukup kuat  ia akan mulai berjalan dan bahkan berani naik sepeda.

Monday, November 28, 2016

Prinsip-prinsip Pendekatan dalam pembelajaran Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini pelaksanaanya menggunakan prinsip-prinsip PAUD sebagai berikut:

1.Beroreientasi pada kebutuhan anak

 Kegiatan pembeljaran pada anak harus senantiasa beorientasi kepada kebutuhan anak. Menurut Maslow kebutuhan anak yang sangat mendasar adalah kebutuhan fisik ( ras lapar dan haus), anak dapat belajar apabila tidak dalam keadaan lapar dan haus. Kebutuha selanjutnya adalah kebutuhan keamanan ( merasa aman , terlindungi dan bebas dari bahaya), dan kebutuhan rasa memiliki dan disayang ( berhubungan dengan orang lain merasa diterima dan dimiliki).

2. Sesuai denga perkembangan anak

Pembelajaran untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, baik usia maupun dengan kebutuhan individu anak. Perkembangan anak mempunyai pola tertentu sesua dengan garis waktu perkembangan. Setiap anak berbeda perkembanganya ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan baik lingkup maupun tingkat kesulitanya dengan kelompok  usia anak.

3. Mengembangkan Kecerdasan Anak

Pembelajaran anak usia dini hendaknya tidak menjejali anak dengan hafalan tetapi mengembangkan kecedasanya.   Penelitian dibidang neorescience (ilmu tentang saraf)  menemukan bahwa kecerdasan banyak dipengaruhi oleh banyaknya sel saraf otak, hubungan antar sel saraf otak, dan keseimbangan kinerja otak kanan dan otak kiri. Pada saat lahir sel otak sudah terbentuk semua yang jumlahnya mencapi 100- 2000 milyar, dimana setiap sel dapat membuat hubungan dengan 20.000 sel saraf lainya , atau dengan kata lain dapat membentuk kombinasi 100 milyar x 20.000. Oleh karena itu anak usia (0-8 tahun) merupakan usia yang sangat kritis bagi pengembangan kecerdasan anak. Sayangnya banyak guru, orabf tua dan pendidik anak usia dini yang "mengunci mati" sel otak tersebut untuk menjalankan fungsi kapasitasnya yang tak terhingga (unlimited capacity to learn)(semiawan ,2004).

 Oleh karena itu guru dan orang tua perlu memhami tehnik stimulasi otk yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan  , sederhana ke kompleks anak, bukan sekedar menjejali anak dengan informasi hafalan.

4. Belajar melalui bermain

Bermain merupakn pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan strategi metode, materi/bahan, dan media yang menarik agar udah dikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi ( penjajakan) mnemukan , dan memanfaatkan benda-benda disekitarnya.

5. Belajar dari kongkrit ke abstrak, sederhana ke kompleks, gerakan ke verbal, dan sendiri ke sosial

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara  bertahap , dimuali dari kongkrit ke abstrak, dan konsep yang sederhana ke kompleks, dari gerakan ke verbal , dan dari diri sendiri ke sosial. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang berulang-ualang.

6. Anak sebagai Pembelajar aktif

Anak melakukan sendiri pembelajarannya sehingga anak aktif, guru hanya sebagai fasilitator atau pengawas dari jauh.

7. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya di lingkunganya

Ketika anak berinteraksi dengan teman sebayanya, maka anak akan belajar, begitu juga ketika anak berinteraksi dengan orang dewasa (Guru, Orang tu).

8. Menggunakan lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

9. Merancang kreativitas dan inovasi 

Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.

10. Mengembangkan kecakapan hidup

Pendidikan anak usia dini mengembangkan diri anak secara menyeluruh (the whole child). Berbagai kecakapan dilatihkan agar anak kelak menjadi manusia seutuhnya. Bagian dari diri anak yang dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, intelektul, moral ,sosial, emosi kreativitas dan bahasa. Tujuanya ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh  yang memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil , mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu hidup berbangsa , bernegara , dan bermsyarakat.

Mengembangkan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan.Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri(mandiri), disiplin , mampu bersosialisasi, dan memperoleh bakat ketrampilan dasar yang bergna untuk kelangsungan hidupnya.

11. Memanfaatkan potensi lingkungan

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik atau guru.

12. Sesuai dengan kondisi sosial budaya

Pembelajaran anak usia dini harus sesuai dengan kondisi sosial budaya. Apa yang dipelajari anak adalah persoalan nyata sesuai denga kondisi dimana anak berada. Berbagai obyek yang berada di sekitar anak , kejadian dan isu-isu yang menarik dapat diangkat sebagai tema persoalan belajar.

13. Stimulasi secara holistik

Pembeljaran anak usia dini sebaiknya secara terpadu atau Holistik. Anak tidak belajar mata pelajaran tertentu, seperti IPA, Matematika bahasa secara terpisah tetapi fenomena dan kejadian yang ada disekitarnya melalui bermain dengan air anak dapat belajar berhitung matematika, mengenal sifat-sifat air IPA , menggambar air mancur (seni), dan fungsi air unuk kehidupan (IPS)

 
 

Beberapa pandangan menurut pakar tentang pentingnya PAUD

Konsep keilmuan PAUD bersifar isomorfis , artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari bebrP aisiplin ilmu, diantaranya psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, entropologi, humaniora, kesehatan,dan gizi serta neuri-sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia (Yuliani, 2009, 10)

Berdasaarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia dini merupakan masa peletakan dasaratau fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diteri,a anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman , serta stimulasi dari lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitanya dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak sekalipenelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting. Karena pada waktu manusia dilahirkan , menurut Clark (dalam Yuliani 2009) kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100-200 milyar sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkt perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.

Usia dini 9lahir- 6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak di masa depanya atau disebut juga masa keemasan (the golden age) namun sekaligus periode yang sangat kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.

Hasil penelitian/kajian ilmiah dibidang Neorologi oleh osbon White. Bloom menyatakn bahwa perkembangan intelektual kecerdasan anak pada usia:
a. 0- 4taahun mencapai 50%
b. 0- 8tahun mencapai 80%
c. 0-18 tahun mencapai 100%

Sedangkan perkembangan fisik otak anak pada usia:
a. 0 tahun mencapai 25%
b. 6 tahun mencapai 85%
c. 12 tahun mencapai 100%

Jadi anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia SD tidak benar , bahkan pendidikan yang dimulai pada usia TK(4-6 tahun) pun sebenarnya pun sudah terlambat.

Sunday, November 27, 2016

Landasan Yuridis dan Beberapa Pandangan Menurut Pakar tentang Pentingnya PAUD

Landasan Yuridis dan Beberapa Pandangan Menurut Pakar tentang Pentingnya PAUD

1. Landasan Yuridis 
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dimyatakan bahwa " melindungi segenap bangsa Indonesiaa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa". Selanjutnya pada Amandemen Undang-Undang   Dasar tahun 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa : setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi:.

Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 9 ayat 1 dinyatakan bahwa " setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasanya sesuai dengan minat dan bakatnya".

Undang-Undang nomr 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa "Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan  yang ditujukan kepada anak sejak lahir  sampai denga usia 6 tahun yang dilakukan melaui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".

Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa"(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. (2) Pendidikan anak usia didni dapat diselenggarakan melalui jalur formal, nonformal dan/atau informal.(3) Pendidikan anak usisa dini jalur pendidikan formal Taman kanak-kanak (TK). Raudhatul Athal (RA) atau bentuk lain yang sederajat. ($) Pendidikan anak usia dini jalur nonformal Kelompok bermain (KB), Taman penitipan anak (TPA),  dan bentk lain yang sederajat . (5) Pendidikan anak usia dini jalur informsl pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana yang diamaksud dalam ayat (1) ayat (2) ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah".

Dalam dokumen Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentng standar Pendidikan Anak Usia Dini, dinyatakan bahwa "Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai denga usia enam tahun. Tingkat perkembanga yang diharapkan dapat dicapai setiap anak pada setiap tahap perkembanganya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik".

Saturday, November 26, 2016

Landasan Filosofi PAUD menurutJean Piaget dan Lev Vigotsky

Pandangan kontruktivis dimonitori oleh 2 orang ahli psikologi yaitu  Piaget dan Lev Vigotsky. Pada dsarnya paham kontruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak adalah pembangun pengetahuan yang aktif. Anak menontruksi/membangun pengetahuan berdasarkan pengalamannya.

Pengetahuan tersebut diperoleh anak dengan cara membangunya sendiri secara aktif melalui interaksi yang dilakukanya dengan lingkungan.

Menurut paham ni anak bukanlah individu yang bersifat pasif , yang hanya menerima pengetahuanya dari orang lain. Anak adalah mahkluk belajar yang aktif yang dapat mengkreasi/mencipta dan membnguan pengetahuanya sendiri.

Para ahli kontruktif meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak memahami dunia disekeliling mereka. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang elibatkan teman sebaya anak, orang dewasa dan lingkunan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia. Mereka memahami apa yang terjadi disekeliling mereka dengan mensintesa pengalaman-pengalaman baru dengan apa yang telah mereka pahami sebelumnya.

Contoh berikut ini akan membantu anda untuk memahami pandangan ini. Seorang anak TK yang keluarganya memiliki seekor anjing berjalan-jalan mengendarai mobil bersama keluarganya. Mereka melintasi seekor sapi disekitar lapangan. Anak itu menunjuk dan mengatakan "anjing". Orang tuanya mmberitahukan kepada anak bahwa itu bukanlah anjing melainkan sapi dan sapi berbeda dengan anjing. Informasi yang baru tersebutakan dicerna dengan apa yang telah diketahui dan penyesuaian mental akan terbentuk.

Thursday, November 3, 2016

Landasan Filosofi PAUD menurut pandangan Freobel

Freobel yang bernama lengkap friendrich Wilhem August Freobel lahir di Jerman pada tahun 1782 dan  wafat pada tahun 1852.

Pandanganya tentang anak banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi serta para filsuf yunani. Frebel memandang anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. Sifat yang buruk timbul karena kurangnya pendidikan atatu  pengertian yang dimiliki oleh anak tersebut. Setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anak harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Anak memiliki potensi, dan potensi itu akan hilang jika tidak dibina dan dikembangkan.

Tahun-tahun pertama dalam kehidupan seorang anak amatlah berharga dan akan menentukan kehidupanya di masa yang akan datang.Oleh karena itu masa anak merupakan masa emas(The golden ege) bagi penyelenggara pendidikan. Masa anak merupakan fase/tahap yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase/tahap inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.

Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak dalam kehidupanya, sangatlah penting ,karena kehidupan yang dialami oleh anak pada masa kecilnya  akan menentukan kehidupanya di masa depan.

Freobel memandang pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. IA menggunakan taman sebagai simbol dari pendidikan anak. Apbila anak mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman muda akan berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan taman kanak-kanak harus mengikuti sifat dan karakteristik anak. Oleh sebab itu bermain dipandang sebagai metode yang tepat untuk membelajarkan anak, serta merupakan cara anak dalam menirukan kehidupan orang dewasa disekelilingnya secara wajar. Freobel memiliki keyakinan pentingnya belajar melalui bermain.

Wednesday, November 2, 2016

Landasan Filosofi PAUD menurut KI Hadjar Dewantara

KI Hadjar Dewantara dengan nama asli suwardi suryaningrat lahir pada tanggal 2 mei 188. Ia memandang anak sebagai kodrat alam yang mempunyai pembawaan masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat serta mengatur dirinya sendiri. Akan tetapi kemerdekaan itu juga sangat relatif karena dibatasi oleh hak-hak yang patut dimiliki oleh orang lain.Anak memiliki hak untuk menentukan apa yang terbaik untuk dirinya, sehingga anak patutu diberi kesempatan untuk berjalan sendiri, dan tidak terus dicampuri atau dipaksa. Pamong hanya boleh memberi bantuan apabila anak menghadapi hambatan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan.

Hal tersebut merupaka cermin dari semboyan "Tutwuri handayani". Ia juga berpandangan bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah lahir dan batin, sertadapat memerdekakan diri. Kemerdekaan itu hendaknya diterapkan pada cara berfikir anak, sehingga anak tidak selalu diperintah atau dicekoki dengan fikiran orang lain saja tetapi mereka harus dibiasakan untuk mencari serta menemukan sendiri berbagai nilai pengetahuan dan ketrampilan denganmenggunakan fikiran dan kemampuanya sendiri.

Uraian diatas memperlihatkan bahwa KI Hadjar Dewantara memandang anak sebagai individu yamg memiliki potensi untuk berkembang. Sehingga pemberin kesempatan yang luas pada anak untuk mencari dan menemuka pengetahuan , secara tidak langsung akan memberikan peluang  agar potensi yang dimiliki oleh anak dapat berkembang secara optimal.

Kekuatan kodrati yang dimiliki anak tiada lain adalah segala kekuatan dalam kehidupan lahir dan batin anak yang ada karena kekuasaan kodrat (karena faktor pembawaan atau keturunan yang ditakdirkan secara ajali). Kodrat anak bisa baik bisa pula sebaliknya. Kodrat itulah yang akan memberikan dasar pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dengan pemahaman diatas KI Hadjar Dewantara bahwa pendidikan itu sifatnya hanya menuntun bertumbuh kembangnya kkuatan-kekuatan kodrati yang dimliki anak. Pendidikan smam sekali tidak mengubah dasar pembawaan anak, kecuali pemberian tuntunan agar kodrat bawaan anak itu bertumbuh kembang ke arah yang lebih baik.

Pendidikan berfungsi menuntun anak yang berpembawaan tidak baik menjadi lebih berkwalitas lagi disamping untuk mencegahnya dari segala macam pengaruhjahat. Dengan demikian tujuan pendidikan itu untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar ia sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya dalam hidup.

Landasan Filosofi PAUD Menurut J.J.Rousseau

J.J.Rousseau yang hidup antara tahun 1712 -1778 dilahirkan di geneva, swiss. Tepai sebagian besar waktunya dihabiskan di perancis.

J.J.Rousseau menyarankan konsep kembali ke alam, pendektan yang bersifat alamiah menurutnya pendekatan alamiah berarti anak akan berkembang secara optimal tanpa hambatan. Menurutnya pulaa bahwa pendidikan yang bersifat alamiah menghasilkan dan memicu berkembangnya kwalitas semacam kebahagiaan ,spontanitas dan rasa ingin tahu. Dia percaya bahwa walaupun  kita telah melakukan kontrol terhadap pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sosial dan melalui indra, tetapi kita tetap tidak dapat mengontrol pertumbuhan yang bersifat alami.

Untuk mengetahui kebutuhan anak, guru hrus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan anak-anak. Tujuanya adalah agar guru dapat memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat anak. Jadi yang menjadi titik pangkal adalah anak. Tujuan pendidikan menurut J.J.Rousseau adalah membentuk anak menjadi manusia yang bebas.

J.J.Rousseau memiliki keyakinan bahwa seorang ibu dapat menjmin pendidikan anaknya secara alamiah. Ia berprinsip bahwa dalam mendidik anak, orang tua perlu memberikan kebebasan pada anak agar mereka dapat berkembang secara alamiah.

Ruang LIngkup PAUD

Satuan layanan PAUD, Pendidikan anak usia dini diseenggarakan sebelum jenjang pendidikandasar.Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal, dan/informal.

Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal diselenggarakan pada taman kanak-kanak[TK], Raudhatul athfal [RA], atau bentuk lain yang sederajat, rentang umur antara 4-6 tahun.

Pendidikan anakusia dini jalur nonformal diselenggarakan pada kelompok bermain (KB) rentang usia anak 2-4 tahun, taman penitipan anak (TPA) rentang usia 3 bulan-2 tahun, atau bentuk lain yang sederajat satuan PAUD yang sejenis/SPS , rentang usia 4-6 tahun.

Pendidikan anak usia dini diselenggarakan pada peendidikan keluarga tau oleh lingkungan, bagi orang tua yang mempunyai anak usia 0-6 tahun.

Tuesday, November 1, 2016

Tujuan PAUD

Pada umumnya tujuan PAUD adalah mengembangkanberbGi potensi anak sejak dini sebagai persiapanuntuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya.
Tujuan PAUD antara lain sebagai berikut:
a. Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
b. Mengulangi angka mengulang kelas
c. mengurangi angka putus sekolah
d. Mempercepat pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
e. Meningkatkan mutu pendidikan
f. Mengurangi angka buta huruf muda
g. Memperbaiki derajat kesehatan & gizi anak usia dini
h. Meningkatkan indeks pembangunan manusia

Selain tujuan diatas, menurut UNESCO [2005] tujuan PAUD anatara lain berdasarkan beberapa alasan:
a. Alasan pendidikan : PAUD merupakan pondasi awal untuk meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah
b. Alasan ekonomi: PAUD merupakan investasi yang menguntungkan baik bagi keluarga maupun pemerintah
c. Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda kemiskinan
d. Alasan Hak/Hukum : PAUD merupakanhak setiap anakuntuk memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang

Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini merupakansalah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini yang pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.

Paud adalah pemberian upaya untuk menstimulasi membimbing mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada anak [kompetensi].